Tampilkan postingan dengan label Materi Sosialisasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Oktober 2014

DAMPAK NARKOBA


DAMPAK NARKOBA 
hei guys,,,
         Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hingga saat ini kita semua tetap dijauhkan dari bahaya Narkoba yang ada disekitar kita. Meskipun demikian kita tidak boleh hanya diam saja guys, mengingat sangat banyak orang-orang disekitar kita yang mengkonsumsi Narkoba. Karena banyak orang disekitar kita tidak tahu tentang bahaya dari Narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Oleh sebab itu, mari kita pelajari apa saja itu bahaya dari Narkoba.
        Dampak Penyalahgunaan Obat-obatan Terlarang atau Narkoba ada 3 yaitu :

A. Dampak Fisik:

1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

B. Dampak Psikis:

1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

C. Dampak Sosial:

1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
    Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.


        Jika kita sudah mengetahui dampak dari narkoba mungkin akan berfikir berulang-ulang kali untuk mencoba memakai Narkoba ya Guys. Ga ada untungnya juga kita memakai Narkoba, adanya hidup kita makin suram. Semoga dengan pembahasan tentang Dampak Narkoba diatas dapat bermaanfaat bagi kita dan orang-orang disekitar kita.
         
Say no to drugs n fight againts drugs!!!
Read more

Sabtu, 08 Februari 2014

Antara HIV dan Janin


Bagaimana Bayi Tertular HIV?

HIV, virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya yang baru lahir. Menurut WHO, sampai 30% bayi lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan tertular HIV kalau ibunya tidak memakai terapi antiretroviral (ART). Antara 5-20% lagi dapat tertular melalui air susu ibu (ASI).
Ibu dengan viral load HIV yang tinggi lebih mungkin menularkan infeksi pada bayinya. Kebanyakan ahli menganggap bahwa risiko penularan pada bayi sangat amat rendah bila viral load ibu di bawah 1000 waktu melahirkan. Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi, sebagian besar penularan terjadi waktu melahirkan atau melalui menyusui. Bayi lebih mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama. Selama proses kelahiran, bayi dalam keadaan berisiko tertular oleh darah ibunya.

Harus diketahui bahwa seorang laki-laki dengan HIV tidak bisa menularkan virusnya langsung pada bayi. Namun laki-laki tersebut dapat menularkan pasangan perempuan waktu berhubungan seks untuk membuat anak.

Bila ibu baru tertular HIV pada akhir masa kehamilan, viral loadnya akan sangat tinggi waktu melahirkan anak, yang berarti risiko bayi terinfeksi HIV waktu lahir paling tinggi. Oleh karena itu pasangan laki-laki terinfeksi HIV harus menghindari hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan perempuan yang HIV-negatif waktu dia hamil.

Bila seorang ibu berperilaku berisiko penularan HIV selama kehamilan, sebaiknya dia dites HIV pada setiap trimester dan tiga bulan setelah berperilaku berisiko.

Bagaimana Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi Dapat Dicegah?

Bila ayah terinfeksi HIV: Penelitian baru menunjukkan bahwa air mani dari seorang laki-laki terinfeksi HIV dapat ‘dicuci’, untuk memisahkan spermanya dari cairan yang mengandung HIV. Dengan cara ini, sperma dapat dipakai untuk membuahkan perempuan tanpa risiko dia akan terinfeksi, Tindakan ini efektif tetapi sangat mahal. Catatan: bila ibu tidak terinfeksi, pasti bayi tidak terinfeksi. Status HIV bayi tidak terpengaruh oleh status HIV ayahnya.

Penggunaan ART: Risiko penularan sangat rendah bila ART dipakai oleh ibu waktu hamil dan melahirkan. Angka penularan hanya 1–2% bila ibu memakai ART.
Pedoman terbaru di Indonesia mengusulkan semua ibu hamil memakai ART. Bayi diberi satu AZT pas setelah lahir, dengan AZT diteruskan dua kali sehari selama enam minggu. Dengan cara ini, angka penularan dapat ditekan menjadi di bawah 2%.

Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya: Semakin lama proses kelahiran, semakin besar risiko penularan. Bila ibu memakai ART dan mempunyai viral load di bawah 1000, risiko hampir nol. Ibu dengan viral load tinggi dapat mengurangi risiko dengan melahirkan melalui bedah Sesar.

Makanan bayi: Sampai 15% bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi. Risiko ini dapat dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula).
Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi semakin tinggi. Oleh karena itu, usulan di Indonesia adalah agar semua bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian diganti dengan formula secara eksklusif. Namun, jika PASI dapat diberi secara eksklusif (bayi tidak disusui sama sekali) dan aman terus-menerus, dengan formula dilarutkan dengan air bersih, dan ada biaya untuk memastikan formula dapat diberikan dalam jumlah yang cukup, pilihan untuk memberi PASI dapat dipertimbangkan.

Yang terburuk adalah campuran ASI dan PASI. Oleh karena itu, bila berencana untuk menyusui, harus ada kesepakatan dengan bidan sebelum lahir agar bayi langsung diberi pada ibunya untuk disusui, dan tidak diberi makanan atau minuman apa pun sebelumnya.

Bagaimana Kita Tahu Jika Bayi Terinfeksi?

Bayi diwarisi antibodi dari ibunya, untuk melindungi dia dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, sebelum sistem kekebalan tubuh sudah berfungsi secara penuh. Hal itu berarti bayi yang terlahir oleh ibu HIV-positif pasti mempunyai antibodi terhadap HIV, apakah dia terinfeksi HIV atau tidak. Antibodi itu mulai hilang pada usia sembilan bulan, tetapi dapat tertahan sampai dengan usia 18 bulan.

Oleh karena itu, hasil tes HIV pada bayi tersebut pasti akan menunjukkan hasil positif, walau kemungkinan besar bayi ternyata tidak terinfeksi.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah ini, dan cara untuk menghadapi, lihat Lembaran Informasi 613 mengenai Diagnosis HIV pada Bayi.

Bagaimana Mengenai Kesehatan Ibu?

Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan terinfeksi HIV yang hamil tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. Ini berarti menjadi hamil tidak berpengaruh pada kesehatan perempuan HIV-positif. Justru ada bukti bahwa ibu HIV-positif menjadi lebih sehat setelah kehamilan.

Bila akan mulai ART, atau sudah memakai ART sebelum menjadi hamil, seorang ibu hamil sebaiknya mempertimbangkan beberapa masalah yang dapat terjadi terkait ART:
  • Jangan memakai ddI bersama dengan d4T dalam ART-nya karena kombinasi ini dapat menimbulkan asidosis laktik dengan angka tinggi.
  • Hindari penggunaan efavirenz selama trimester pertama kehamilan.
  • Bila jumlah CD4-nya lebih dari 250, jangan mulai memakai nevirapine.
Beberapa dokter mengusulkan perempuan tidak mulai ART pada trimester pertama kehamilan. Ada tiga alasan:
  • Risiko dosis dilewatkan akibat mual dan muntah selama awal kehamilan, dengan risiko mengembangkan resistansi terhadap obat yang dipakai.
  • Risiko obat mengakibatkan anak cacat lahir, yang tertinggi pada trimester pertama. Tidak ada bukti terjadi cacat lahir akibat penggunaan ARV, kecuali dengan efavirenz.
  • Ada kekhawatiran ART dapat meningkatkan risiko kelahiran dini atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Namun pedoman saat ini tidak mendukung penghentian ART oleh ibu hamil.
Jika kita terinfeksi HIV dan hamil, atau ingin hamil, sebaiknya kita bicara dengan dokter tentang pilihan menjaga kesehatan sendiri, dan mengurangi risiko bayi kita terinfeksi HIV atau cacat lahir.
Garis Dasar

Seorang perempuan terinfeksi HIV yang menjadi hamil harus memikirkan kesehatan dirinya sendiri dan kesehatan bayinya. Menjadi hamil tampaknya tidak memburukkan kesehatan ibu.
Risiko bayinya terinfeksi HIV waktu lahir dapat dikurangi menjadi sangat rendah jika ibu dan bayi yang baru lahir memakai terapi jangka pendek selama persalinan.

Risiko cacat lahir akibat penggunaan obat apa pun tertinggi jika obat dipakai pada trimester pertama. Jika kita memutuskan untuk berhenti memakai beberapa obat selama kehamilan, mungkin hal ini memburukkan kesehatannya. Seorang perempuan yang mempertimbangkan menjadi hamil sebaiknya membahas pilihan pengobatan dengan dokter.

Hal ini di perjelas oleh pakar kesehatan dalam Video ini.
 
 
Sumber : 
1. http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=611
2. http://www.youtube.com/watch?v=4tmcfG6WDew
Read more

Kamis, 24 Oktober 2013

Launcing Aplikasi Android "X GRANAT"




Sesuai dengan berita postingan kami di "http://granatunwidha.blogspot.com/2013/08/aplikasi-anti-penyalahgunaan-narkoba-x.html" maka secara resmi, Sang Programer pembuat yaitu Simpatisan UKM GRANAT DPR UNWIDHA Klaten ( Iswanto,S.Kom ) aplikasi 'X GRANAT' me'launcing aplikasi yang memiliki menfaat guna memberikan pengetahuan dan media penyuluhan terhadap penyalahgunaan Narkoba. Dengan adanya aplikasi ini, semua orang bisa memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu pengetahuan mengenai :
1. Narkoba dan Dampaknya
2. Sanksi Hukum dari Penyalahgunaan Narkoba
3. Pengaruh Narkoba terhadap Penyakit HIV/AIDS.


Silahkan di Unduh secara GRATIS di link dibawah ini :

DOWNLOAD 'X GRANAT'


Biografi Programmer 'X GRANAT'


Nama Lengkap          :  Iswanto, S.Kom

Tempat Lahir              :  Boyolali

Tanggal Lahir             :  03 Juli 1991

Alamat                        :  Karangtalun, Gubug, Cepogo, Boyolali

Hobi                            :  Traveling, Browsing, Nge-Band
Facebook                    :  https://www.facebook.com/occto



Riwayat Pendidikan :
1.      SD Negeri Karangtalun 1 
2.      SMP Negeri 1 Cepogo
3.      SMK Ganesatama Boyolali 
4.     Universitas Semarang

Read more

Kamis, 15 Agustus 2013

Brosur Sosialisasi P4GN

Untuk mempermudah para aktivis dan relawan anti penyalahgunaan NARKOBA dalam bersosialisasi mengenai Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap NARKOBA ( P4GN ), maka kami UKM GRANAT DPR UNWIDHA Klaten, memberikan materi berupa Desain Brosur yang dapat dicetak kemudian dapat dijadikan media untuk membantu dalam bersosialisasi Anti Penyalahgunaan Narkoba.

Screenshoot untuk brosur tersebut adalah sebagai berikut :

Halaman Cover dan Halaman Terakhir


 
Halaman Tengah dan Dalam




Untuk mendownload file mentahnya silahkan di klik di sini :  DOWNLOAD


Read more

Minggu, 04 Agustus 2013

Aplikasi Anti Penyalahgunaan Narkoba "X-GRANAT"

Segera di launcing, aplikasi mengenai Anti Penyalahgunaan Narkoba untuk handphone dengan sistem operasi ANDROID. Di harapkan dengan aplikasi ini akan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum mengenai Bahaya Narkoba, Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Penyalahgunaan Narkoba, Sanksi Hukum ketika melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan Narkoba. Selain Narkoba juga di ulas menganai HIV/AIDS yang disebabkan oleh pemakaian Narkoba.

Screenshot aplikasi X-GRANAT seperti gambar dibawah ini :
Sumber gambar : http://ringinsa.blogspot.com/


Dalam aplikasi ini juga dilengkapi dengan hukuman berdasarkan Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Cara penggunaannya cukup ketik nama kasus pada kolom yang telah disediakan, misalnya : "Pengedar, Pengguna, Bandar, Dll", setelah itu aplikasi ini akan menunjukkan Ancaman pasal beserta hukumannya.


Nama aplikasi ini adalah "X-GRANAT" hasil karya Simpatisan UKM GRANAT DPR UNWIDHA Klaten dari Universitas Semarang ( USM ).

Aplikasi ini masih dalam taraf pengembangan dan update informasi, aplikasi ini belum di upload di situs manapun jadi yang ingin tahu lebih jelas, silahkan hubungi via facebook sang creator :



Read more

Kamis, 23 Mei 2013

Mengenal Lebih Dekat “Bunga Surga – Cathinone”

Katinon (Cathinone) menjadi pembicaraan setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan zat ini dikonsumsi oleh beberapa orang yang tertangkap di rumah salah satu publik figur minggu lalu (27/1). Yang dikonsumsinya adalah derivat dari cathinone, yakni 3,4-methylenedioxy-N-methylcathinone. Zat sintetis itu juga dikenal sebagai methylone. Cathinone, S(-)-alpha-aminopropiophenone, merupakan zat yang konfigurasi kimia dan efeknya mirip dengan amfetamin. Cathinone adalah nama bahan aktif berwujud kristal yang bisa diekstrak dari tumbuhan asli Afrika yang bernama Latin Catha edulis dengan sinonim Catha forskalii, Catha glauca, Celestrus edulis, dan Methyscophyllum glaucum. Tumbuhan ini memiliki banyak nama lokal, diantaranya menggambarkan asal kata dari mana nama Latinnya dibuat yaitu: cat, catha, ciat, khat, kaad, dan kafta.

  Secara alami cathinone terkandung dalam khat (Catha edulis Forsk), tumbuhan semak yang banyak terdapat di Afrika timur dan tengah serta sebagian Jazirah Arabia. Daun khat sejak dulu dikonsumsi dengan cara dikunyah, dibuat jus, atau diseduh seperti teh oleh penduduk di wilayah itu. Daun kath segar mengandung katinona lebih banyak dibandingkan dengan daun kath yang dikeringkan.
Adapun cathinone sintetis, sebagaimana disebut dalam situs European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction (EMCDDA), berbentuk serbuk kristal putih atau kecoklatan, kadang-kadang dikemas dalam kapsul. Zat itu juga ditemui dalam bentuk tablet sebagai pengganti pil ekstasi. Cara penggunaan biasanya dihirup, ditelan, atau disuntikkan setelah dicampur air.
Tidak sulit menduga mengapa Catha edulis dijuluki flower of paradise (bunga surga). Tumbuhan ini sudah lama diketahui bisa menimbulkan halusinasi bila dikonsumsi. Dalam keadaan terhalusinasi seseorang bisa merasakan beragam sensasi yang sulit dideskripsikan.

 
Karena khat mengandung senyawa ephedrine-like [Amfetamin]. Rupanya itu untuk menghasilkan eksitasi, menghalau tidur, dan meningkatkan komunikasi. Itu digunakan sebagai stimulan untuk menghilangkan rasa lapar dan kelelahan.
Penjualan khat secara hukum dilegalkan di beberapa negara, namun juga ilegal di beberapa negara lainnya. Cathinone sintetik juga sering digunakan sebagai bahan utama yang digunakan sebagai campuran dalam mengkonsumsi obat-obatan terlarang, misalnya 'bath salts' di Amerika Serikat.
Menurut Drug Enforcement Administration (DEA) yang merilis Controlled Substances Act, Cathinone pun digolongkan sebagai substansi kelas I. Substansi kelas I adalah obat-obatan beserta kandungan di dalamnya dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan dan tidak digunakan untuk kebutuhan pengobatan.
Pasalnya, menurut DEA cathinone dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan, kecemasan, iritasi, gangguan tidur, halusinasi, dan kepanikan.
Adapun, pemakai berat cathinone bisa mengalami gangguan mental. Di Indonesia, Undang-undang No.35/2009 tentang Narkotika menyatakan cathinone sebagai narkotika golongan I atau narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Laporan mengenai keracunan dan bahaya bagi kesehatan akibat penggunaan cathinone sintetis menyebabkan zat tersebut menjadi isu kesehatan masyarakat dan keamanan yang serius di Amerika Serikat.

Dalam situs National Institute on Drug Abuse dilaporkan, efek cathinone mirip amfetamin dan kokain. Zat itu merangsang peningkatan kadar neurotransmitter (zat pengantar impuls saraf) dopamin yang menimbulkan rasa gembira dan meningkatkan tenaga. Efek lain adalah peningkatan kadar norepinefrin meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Namun, pengguna bisa mengalami halusinasi akibat peningkatan kadar serotonin. Akibat buruk lain adalah dehidrasi, kerusakan jaringan otot, dan gagal ginjal yang berujung pada kematian. (sz)

Sumber : http://biotek.bppt.go.id
Read more

Rabu, 17 April 2013

Materi Dasar Tentang NARKOBA



Berikut ini adalah materi dasar tentang Narkoba. Materi dibawah ini belum mengupas Narkoba secara lengkap, namun  hanya mengupas Dasarnya saja, dan mengupas tentang alasan orang terjerumus Narkoba.


Silahkan download DISINI
Read more

Aspek Hukum Penyalahgunaan NARKOBA


Berikut adalah beberapa referensi materi sosialisasi yang bisa digunakan untuk penyuluhan dan penambah wawasan kepada para pembaca mengenai "ASPEK HUKUM PENYALAHGUNAAN NARKOBA".

Sumber : POLDA JATENG pada acara di BAKORWIL di Surakarta tanggal 19 Desember 2012




Silahkan download  DISINI
Read more